Selasa, 14 Maret 2017

BHISMA PERDANA

Pemuda Organisatoris yang Revolusioner

KESEHARIANNYA tak lepas dari organisasi.Sejak sekolah,Bhisma Perdana sudah aktif berorganisasi.Tak terhitung,berapa organisasi yang pernah dikutinya.Namun setiap

gabung diorganisasi,Bhisma Perdana selalu menjadi pengurusnya.Karena yang diyakini,keseriusan berorganisasi diukur dari kepercayaan menunjuknya jadi pengurus.

Kades yang juga seorang pengusaha muda itu,dipercaya menjadi ketua Bidang di Himpunan Pengusaha muda Indonesia (HIPMI) Jember.Kegemarannya mempelajari seni beladiri

Shorinji Kempo mengantarkannya menjadi ketua umum di cabang Olahraga(Cabor)Kempo Jember tersebut.Bahkan,wadah semua organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda
Indonesia(KNPI) Jember di Pimpinnya sejak 2003 silam.

Bhisma yang juga pengurus Pemuda pancasila Jember,mendapat rekomendasi organisasinya,menah kodai KNPI Jember yang sempat vakum.Berbekal kemampuan lintas

organisasi,dia mampu merangkul semua aktivis kepemudaan dengan latar belakang ideologi yang berbeda.
"Semangat yang saya tawarkan adalah kebersamaan,"tuturnya.

Konseptual KNPI Jember sebagai rumah bersama para pemuda untuk beraktualisasi,dia lakukan dengan membuka pintu dari semua sudut.Pengurus maupun anggotanya,dia

bebaskan untuk berkarya.Karena haikatnya,KNPI tak lain sebagai panggung pemuda untuk mengasah potensinya.

Membangun semangat bukan hanya selesai pada ide dan gagasan semata.Ikut berkontribusi membangun bangsa dari Jember,dia dorong kepada semua elemen yang tergabung di

KNPI Jember."Karena bangsa,lebih membutuhkan kerja nyata,"katanya.

Dia menyakini,membangun bangsa tidak selalu harus berkontribusi skala nasional.Memulai membangun daerah yang menginspirasi tempat lain,diyakininya lebih efektif ikut

menawarkan opsi terbaik ikut membangun bangsa.Karena pemuda,tetap lebih unggul dalam berkarya.

Berbagai komunitas non formal.ternyata juga banyak dibentuknya.Bahkan yang terakhir,suami Vensa Riski Rastika itu membentuk sebuah komunitas pecinta mancing.Bukan

hanya sekedar menggaet penghobi mancing.Namun lebih kepada sosok yang peduli pada kelestarian alam."Penghobi mancing tidak semua pecinta alam,"jelasnya.

Memulai dengan pemikiran itu,dia sering melakukan kampanya memancing dengan melestarikan alam.Tidak jarang dia harus hunting ke laut lepas di selatan perairan

Jember.Bukan beburu ikan.Melainkan memastikan kondisi alam tempat ikan hidup di laut lepas.

Mendidik para nelayan memburu tangkapan ikan dengan baik,juga sering dilakukan Bhisma bersama komunitasnya.Bahkan,para penghobi mancing pun dia edukasi tentang ikan

yang harus tetap dilestarikan."Terumbu karang menjadi fokus lindungan kami,"imbuhnya.Sebab,yang diyakininya,terumbu karang menjadi tumpuan habitat hidup berbagai

satwa laut.

Beruntung,karena masyarakat mulai sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan.Saat ini yang menjadi ambisinya,Keindahan alam seperti pantai,laut dan pegunungan di

Jember,mampu menjadi destinasi wisata unggulan Nusantara."Kami Optimis,Jember mampu karena eksplorasi keindahan alamnya sangat menjanjikan,"yakinnya.(rul/aro)


KADES MUDA PIMPIN KNPI JEMBER

JEMBER - Bhisma Perdana SH dikenal sebagai salah satu kepala desa (kades) muda di Jember. Bahkan sepuluh tahun silam, dia pemecah rekor kades termuda yang berusia 26 tahun. Meski muda, Bhisma begitu cakap menjadi pemimpin di desanya. Dia pun di percaya menjadi Kades Jubung Sukorambi untuk dua periode.

Kepemimpinan dan birokrasi, sudah dikenalnya sejak remaja. Memiliki bapak seorang camat yang pernah bertugas di Kecamatan Silo dan Kaliwates, mampu mentransformasi ilmu secara otodidak padanya. Dia yang sarjana hukum calon pengacara, kemudian rela saat 'dilamar' para warga desanya, menjadi pimpinan yang disebut kades.

Sejumlah warga memintanya ikut bertanding dalam Pilkades Jubung 2007 lalu. Warga memiliki alasan kuat. Sebab sejak duduk di bangku kuliah, ternyata Bhismas sudah menjadi anggota Badan Permusyawaratan DEsa (BPD) di Desa Jubung. Dia mewakili kelompok pemuda. Saat itu, dia Ketua Karang Taruna Desa Jubung.

Bukan hanya pengalaman di struktural pemerintah desa. Bhisma didorong jadi kades, karena dinilai mampu merealisasikan keinginan masyarakat muda. Khususnya tentang ke majuan sebuah pembangunan di desanya. Perubahan, menjadi semangat warga memilihnya. "Pilkades pertama calonnya ada tujuh kandidat," ingat.

Meski arus dorong semakin kuat, namun dia tak begitu saja memutuskan mau menjadi kades. Apalagi, cita-citanya menjadi seorang pengacara, prosesnya tinggal selangkah. Dia kemudian mau dicalonkan, saat pemuda desa pemain sepak bola, terancam dipolisikan karena dituding merampas tanah pemerintah untuk lapangan sepakbola. "Di sana kemudian saya bersedia dicalonkan. Tujuannya membela anak muda yang butuh media olahraga," tuturnya.

Pilkades usai. Bhisma pun jadi pemenangnya. Sejumlah tantangan baru, harus dia lewati dengan pembuktian sebuah kualitas. Dia pun sempat diragukan mampu menjadi kades panutan. Di kalangan para kades, awalnya dia tak begitu diperhitungkan.

Namun karena kemanpuan memimpinnya di atas rata-rata, Bhisma pun kemudian dipercaya menjadi pengurus Asosiasi Kepala Desa (AKD). Bukan hanya AKD Jember, melainkan dipercaya menjadi Ketua I AKD Provinsi Jawa Timur (Jatim). Gerakan soal perjuangan nasib kades dan kesejahteraan masyarakat desa, pernah di komandoinya sampai meraih keberhasilan.

"Kuncinya, pemimpin harus sadar tentang tanggungjawab lebih," kata Bhisma, yang juga mantan aktivis mahasiswa tersebut. Persoalan integritas, tidak boleh ditawar untuk terus dijaga para pemimpin sepertinya. Komitmen dan niatan memimpin untuk melayani masyarakat, diyakininya akan mampu meningkatkan kepercayaan publik.

Tidak mengherankan kemudian, saat pilkades di periode keduanya, dia kembali mengungguli tiga calon kades yang menjadi rivalnya. Karena selain integritas, komitemen dan niat baik, ternyata amalan tentang sebuah keteladanan, dia terapkan selama memimpin diperiode pertamanya.

Salah satu contoh sederhana tentang bentuk keteladanan, disiplin kerja yang diterapkan di pemerintahannya. Membangun kampung sadar gotong royong, bagian dari contoh keteladanan yang diklaimnya sukses hingga saat ini. "Di kampung kami, setiap minggu pagi rutin menggelar kerja bhakti. Saya pun wajib hadri bahkan harus mengawali," jelasnya.

Berbekal niatan baik itulah, Bhisma mampu menjadi kades muda yang berhasil menjadi panutan masyarakat lintas usia. (rul/aro)


Tanggal : 20 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar